Minggu, 29 Januari 2012

Dialog Tiga Jaman

Menjadi kebiasaan dari masyarakat perdesaan adalah hidup dengan guyub rukun dan mengutamakan rasa kebersamaan yang sangat tinggi. Besuk tetangga ato teman melahirkan, melayat orang meninggal, Nyumbang orang hajatan , Besuk tetangga sakit merupakan aktifitas yang dilakukan hampir setiap hari.
Tulisan ini dimulai dari inspirasi ketika saya membesuk tetangga saya yang kebetulan diuji oleh Allah dengan sakit  muntaber. Karena agak sedikit parah dan lemes, terpaksa harus dilarikan ke puskemas terdekat untuk mendapatkan pertolongan.
Saya , paman dan tetangga kebetulan besuk bersama-sama ketetangga saya yang sakit. Setelah sampai dipuskesmas kami rombongan disambut oleh anak dari tetangga saya yang sedang sakit.
Mulia dari dialog yang ringan -ringan untuk menghibur si pasien dan berlanjut bercerita pengalaman-pengalaman yang sudah dilakoni oleh sipasien. Karena pasien ini umurnya sudah kepala 8 artinya umurnya sudah 80 tahun lebih.
Tentunya untuk masalah pengalaman dan manis pahitnya hidup sudah tidak diragukan lagi. Ketika beliau bercerita tentang pengalaman hidup , kami yang muda, yang setengan baya ini hanya duduk sempurna untuk mendengarkan cerita yang berisi patuah dan nasihat yang bermanfaat untuk kami.
Cerita mengalir, mulai dari pengalaman beliau mengasuh anak yang jumlahnya 8 orang dengan kondisi yang jauh dari ideal seperti sekarang. Melahirkan aja hanya dibantu dukun,jauh dari syarat standar kesehatan . Sehingga kadang kalau jaman dulu , bayi tu bisa buka mata setelah umur bayi 35 hari. Dan banyak hal-hal yang kadang tidak masuk akal. Seperti tradisi kalau ibu baru melahirkan dilarang makan-makanan yang bergizi seperti telur dan sebagainya. Sehingga asupan gizi anak sangat minim sekali.
Ada juga masa namanya jaman gaber. Jaman dimana makanan sangat susah sekali didapatkan .Karena seluruh lumbung makanan dan pohon-pohon untuk stok makanan (padi,jagung,ketela) habis dimakan oleh tikus. Jadi populasi tikus tidak bisa dibendung, sehingga apa yang ada habis dimakan tikus, sampai ekstrimnya, kalau tidurpun ,kaki bisa digigiti tikus yang lapar.
Pendidikan juga sangat minim, minim fasilitas mulai dari fasilitas transportasi,kualitas sarana dan prasarana sampai perjuangan yang sangat berat hanya sekedar untuk berangkat sekolah karena harus jalan kaki,naik sepeda butut atau berjejalan dikendaraan yang masih jarang-jarang.
Diakhir cerita, si pasien tetangga saya berkelakar, saiki ki apa-apa wis ana, kesehatan dah ok, makanan banyak yang dibuang-buang (mubazir), sekolah sudah pakai sepeda motor sendiri. Tapi masih banyak yang mengeluh bahwa kita kurang makmur, takut punya anak banyak karena ketakutan tidak bisa memberikan makan dan menyekolahkan.
Saya jadi merenung, sebenarnya kemakmuran itu yang seperti apa? kenapa tetangga saya yang banyak anak itu tetap optimis dalam kondisi yang serba kekurangan. Sementara sekarang banyak orang yang banyak mengeluh di tengah kelebihan.


Rabu, 11 Januari 2012

Raihanah Zahirah

Anak keduaku ini kuberi nama raihanah zahirah, lahir pagi hari tepatnya tanggal 09 Januari 2010. Secara marital berstatus wanita,pada saat lahir berat badannya 3, 4 kg dengan panjang 49 cm. Dilahirkan di bidan purwanti mitra selang  wonosari .

Tak terasa sudah dua tahun perjalanan hidup anakku yang kedua ini. diantara ketiga anakku ,anak ini lah yang paling dekat dengan abinya.Karena paling sering berinteraksi dengan abinya. sampai bobokpun sehari-harinya selalu dengan abinya.

Satu hal yang saya tangkap dari sifat anakku yang kedua ini: pembawaannya kalem,  tenang, tidak banyak tingkah tapi kadang -kadang usil juga.Satu hal yang paling menonjol adalah pengertiannya , misalkan jika adiknya ngompol, langsung anakku yang nomor 2 ini yang mengambilkan celana gantinya.

Sampai umur kurang 2 tahun , alhamdulilah ira sudah bisa makan sendiri, jadi tidak disuapin pun sudah bisa makan sendiri. Jadi kemandiriannya sudah tampak dari umur kurang dari 2 tahun.

Satu hal yang aku catat juga , sampai saat ini dia menjadi alarm hidupku , lho kok bisa , ya, karena setiap terdengar suara adzan, anakku selalu mengajakku untuk pergi ke masjid untuk sholat berjamaah.

Nak, tak terasa 9 januari 2012 sudah genap 2 tahun umurmu, abi tidak bisa memberikan sesuatu yang menarik bagimu. tetapi semoga dengan lantunan doa yang terucap dari abimu, memberikan satu makna yang lebih dalam dari hadiah apapun.

Semoga apa yang menjadi doa dari abi dan ummi mu dalam namamu menjadi sebuah cita-cita yang bisa nyata dalam kehidupan kita. Raihanan zahirah ( wanita yang baik dan berkilau) jadilah anak yang baik, dan menjadi lentera untuk keluarga, agama dan bangsa.

Jumat, 06 Januari 2012

Pemberdayaan Masyarakat (Bagian 1)

Pembangunan masyarakat itu, ketika kita renungkan filosofinya seperti konsep pertumbuhan manusia. Mulai dari lahir, bayi tidak bisa apa-apa. seluruh aktifitas bayi dipenuhi oleh orangtuanya.Mulai dari makan, minum, buang air besar dan air kecil semua tergantung orang tuanya.

Setelah umur kurang lebih 6 tahun, masuk usia sekolah SD anak, mulai diperkenalkan dengan kata yang namanya kemandirian. Makan -minum dilatih sendiri, ganti baju dilatih sendiri,sampai nanti dewasa kira-kira umur 20 tahun , benar-benar telah dimandirikan dari urusan pribadi sampai nanti urusan yang berhubungan dengan menghidupi diri sendiri dan orang lain. Sebuah pembelajaran bahwa untuk menuju kemandirian dibutuhkan sebuah proses yang panjang dan perlu pentahapan yang jelas.

Analogi ini juga bisa dipakai ketika kita berbicara masalah pemberdayaan masyarakat.Melatih masyarakat tentunya akan lebih rumit dan membutuhkan waktu yang lebih panjang. Karena ini sebuah kumpulan dari berbagai macam kepala yang memiliki pikiran-pikiran yang berbeda-beda, walaupun saya yakin pentahapannya akan sama dengan konteks ketiak analaogi pertumbuhannnya seperti individu manusia.

Memandirikan masyarakat adalah salah satunya dengan memberdayakan masyakarat, pemberdayaan masyarakat sendiri tentunya dimulai melatih masyarakat dengan konsep diberi kalau dalam program memakai istilah Bantuan Langsung Masyarakat (BLM). Kemudian diminta untuk pemberdayaan dan yang terakhir konsep kemandirian. Setiap tahan tentunya ada model pendekatan dengan model program tersendiri.Tetapi prinsiipnya semakin menuju kemandirian pemberdayaan masyrakat, semakin ditonjolkan.